Sunday, May 12, 2019

Contoh puisi tentang hujan

Edit Posted by with No comments
Katakan Pada Hujan
Bambang Priatna

Rasa ini begitu mistis
Bagai bayangan rembulan
Sebening bergoyang
Ritmis

Terbelak mata memandang pucat
Celoteh berangin, parau
Kerutkan pelepah
Retak

Sesaat lagi 'kan senja
Katakan pada hujan
Bukan rayuan
Semoga

Hujan
Arya '17

Senja
Tanpa warna
Hanya mendung kelabu
Seakan langit sedang berduka

Petir
Memekak telinga
Disertai gemuruh gaduh
Rona jingga tertutup jelaga

Hujan Tak Bermentari
Altar Cinta / hadi

Hangat
Tak bermentari
Dingin tak bersalju
Pada musim yang berlalu

Hujan
Waktunya menyapa
Sampai pada masanya
Musim yang telah datang

Rindu Bergelantung
Agung Wig Patidusa

Malam menapakkan hujan kesunyian
Sayup-sayup rerintik mengerang
Petir memerah
Hujam!

Nada kelam napas bersenandung
Hiruk canda menjauh
Lebih jauh
Dijauhkan

Rindu bergelantung antara hening
Mencekam jerat-jerat Nala
Beradu kebisingan
Memuakkan

Kala Sukma memendam tanya
Akankah kumala singgah?
Menghangat cinta
Bertika

Sauh lusuh tak berlabuh
Menanti kasih terbasuh
Nyata bersentuh
Terengkuh

Kerinduanku
Ibenk Campret

Malam ini aku merindukanmu
Seperti rerumpun rumput
Nantikan hujan
Membasah

Bagai kehausan tengah sahara
Terkapar pula kerinduanku
Mengharap kasih
Darimu

Sayang
Datanglah padaku
Meski hanya sekejap
Cukuplah sebagai pelepas rinduku

Bagiku
Hanya dirimu
Yang mampu melenakanku
Ciptakan damai menyejuk jiwaku

Rindu Yang Bercadar
Bambang Priatna

Tolong ambilkan saputangan putih
Itu pemberianmu dulu
Saatku terbasah
Bersamamu

Kauusapkan kening mengayun lembut
Kuhanya terpejam menikmati
Seraya bayi
Tersayang

Dalam kobaran lentera kecil
Rintik masih terdengar
Malam terbuai
Kehangatan

Namun kini, hujan memelas
Tiada pengusap, rindu
Hanya helaan
Berkaca

Embun Jatuh Di Lamomea
Ibnu Nafisah

Fajar gelepar setelah malam
Usai hujan menghujam
Brigjend Katamso
Mengaso

Portal
Keringat nakal
Telanjang beku membinal
Celaka. Pos tertawa membrutal

Genderang mengerang tiga kali
Sial. Nyamur menghambur
Melingsir berkali-kali
Kumelacur

Kuning
Bawah lampu
Teriakan sepi kelening
Serulah panggilan hening beku

Embun jatuh di Lamomea
Memenjara jiwa anoa
Bungkam makian
Seruan-seruan

Gerbang
Terkubur sunyi
Pekat senyap menerjang
Lamomea terdiam dan sembunyi

Kerinduanku
Ibenk Campret

Merangkum gugusan jemari hari
Memutar kenangan lalu
Membakar rindu
Padamu

Dengarlah
Angin bernyanyi
Membawa rindu untukmu
Yang membeku membiru batu

Mungkin rembulan terlalu sunyi
Tuk kabarkan kerinduanku
Terhalang hujan
Memanjang

Dingin
Berselimut sunyi
Menunggu kabar tentangmu
Bahagiakah atau sengsara, entahlah

Mama
Ibnu Nafisah

Mamaku
Seonggok tanah
Darinya batang bertumbuh
Berdaun berbiji lalu berbunga

Sebagian hidupnya hitam berbatu
Kerikil tajam memenuhi
Patera merandu
Menggelayuti

Wajahnya
Berukir makna
Tempahan musim cuaca
Guratan kemarau hujan mendera

Ketika banjir datang meradang
Luka resah menghadang
Mengikis tangis
Meringis

Panas
Rekah memecah
Kering ronta mengganas
Melukai kadang rontok mendesah

Dipeluknya pohon rindu cintanya
Menidurkan seraya merayu
Membelai menyusu
Mendekapnya

Inangku
Selahan butala
Rahimnya terlahir aku
Sepohon ranting asa buana

Menembus Debu dan Angin
Rayhandi

Terjun dari sam'a biru
Menembus debu dan angin
Hinggap di julangan akar hijau
Masuk menyeruak ke kayu akar

Membekukan sepi hingga embun
Memberi minum hijau yang kering
Mengganti layu menjadi segar
Mengganti gersang menjadi basah

Saat tiba di ujung jalan
Rintik jatuh memecah tanah
Melayang memukul hampa
Membawa semua dingin ke tempat kekasih berada.

Musim Hujan
Rayhandi

Di sini hujan kasih
Berbalut selimut menghangat raga
Dingin terasa hingga sampai ke tangan
Merambah mencari celah

Hujan kali ini begitu berbeda
Berbeda karena di ujung malam
Sepi mencekam bosan
Bermain kantuk membutakan mata

Aku masih di sini
Masih menjadi beku yang tak hangat
Terasa sesak takkala tertatap
Mungkin dingin menjadi penawar

Atap dan daun rimbun jadi saksi
Bahwa bening mencumbu hijau
Terlarut basah meninggal subur
Penawar di musim kemarau.

Aku Suka Hujan
Rayhandi

Aku suka hujan
Ia mengingatkanku pada ratap
Ia mengikatku pada kasih
Ia menyeretku pada senja

Aku suka hujan
Basahnya mengoyak jiwaku
Basahnya melarutkan dukaku
Basahnya menyamari airmataku

Aku suka hujan
Dulu di bawah hujan
Cerita indah ku tulis
Bersama ia yang takhenti mengais

Aku suka hujan
Dengannya ratusan sajak ku kutat
Ribuan kata tergiang di tempurung otak
Milyaran bayang berjalan di sana

Aku suka hujan
Karena di setiap air yang jatuh
Ku ikat sepucuk doa kecil
Jatuh ke bumi membawa semuanya.

Terima Kasih Hujan
Rayhandi

Terima kasih hujan
Berkatmu kami tak kekeringan
Berkatmu kami bisa meneguk air
Berkatmu kami sehat

Terima kasih hujan
Berkatmu kami basah
Kami tak gersang
Kami selamat dari kekeringan

Terima kasih hujan
Karena guyuranmu
Tanaman tanaman hilang dari kering
Terima kasih hujan

Terima kasih hujan
Tanaman petani subur basah
Air di sumur banyak meruah
Semuanya karenamu hujan

Terima kasih hujan
Terima kasih kau telan turun
Semua hijau, air, katak besyukur
Karenamu mereka hidup
Terima kasih.

Kenangan di Basah Hujan
Rayhandi

Di basah itu memori tersangkut
Menyanyut ingat membara bayang
Terlihat warna di pucuk mata
Kurasa memori menari bernyanyi berputar

Masih teringat olehku
Kenyataan yang menggenggam
Hangat menguar melawan dingin
Terbawa sampai ke hulu hati

Aku tak ingin melupa
Rasa di bidang merah masih menyenja
Di bayang barat rasa itu kugantung
Bersama hujan ia melebur

Hujannya deras terasa
Merangkak mencari celah
Batu keras memukulku
Tergiang ingin mengapak

Aku belum larut menjadi abu
Aku masih menjadi ingatan yang takkan raib
Menjadi sepertiga kenangan yang hidup di hujan malam
Aku masih menjadi cerita untuk hari ini dan selamanya.

0 comments:

Post a Comment