Friday, October 26, 2018

cara membuat bibimbab

Edit Posted by with No comments

BIBIMBAB

BibimbapBibimbap perdana, tapi rasanya lumayan mirip dengan yang pernah aku makan sewaktu di Korea.

Bahan yang digunakan :

Bahan untuk sekitar 2 porsi
* Nasi panas
* Tauge 1 – 2 genggam
* Bayam 1 gengam (setelah matang)
* Timun 1 pcs, potong korek api
* Jamur shitake 1 – 2 pcs, iris
* Daging ayam atau sapi cincang 60 – 70 gr
* Wortel 1 pcs kecil, potong korek api
* Telur, untuk di buat telur ceplok

Pelengkap :

* Gochujang
* Sesame oil
* Kecap asin (aku pakai yg merk Korea)
* Bawang putih cincang alus
* Minyak sayur untuk menumis
* Biji wijen, sangrai
CARA MEMBUAT : 
1. Masak nasi, usahakan nasi panas supaya saat dicampur dengan gochujang rasanya lebih enak.
2. Siapkan bahan sayur berikut :
Tauge –> Rebus sebentar, tiriskan. Campur dengan 1 siung bawang putih cincang, sejumput garam dan 1 – 2 sdt sesame oil.
Wortel –> Potong bentuk korek api. Aduk dengan garam sedikit, diamkan beberapa saat, lalu tumis dengan sedikit minyak selama 30 detik saja, atau jika suka lembek bisa dibuat lebih lama.
Bayam –> Rebus bayam, tiriskan dan siram air dingin, lalu peras airnya. Campur bayam dengan 1/2 – 1 sdt kecap asin, sejumput garam, 1 siung bawang putih cincang, dan 1-2 sdm minyak wijen. Aduk rata.
Timun –> Potong bentuk korek api dan buang tengahnya. Aduk dengan garam sedikit, diamkan beberapa saat, lalu tumis dengan sedikit minyak sampai timun menjadi layu. Timun bisa diganti dengan zucchini atau timun jepang. Karena aku ga ada timun jepang jadinya pake yang lokal aja deh.
Shitake –> Iris shitake yang telah direndam air panas (Jangan shitake kering). Tumis shitake dengan minyak sayur, beri 1 – 2 sdt kecap asin dan 1/2 – 1 sdt gula. Beri sedikit minyak wijen, Masak shitake selama kurang lebih 2 menit saja.
3. Daging ayam di cincang halus. Tumis dengan minyak sayur sebentar sampai berubah warna, masukan 2-3 siung bawang putih cincang, 1 sdt – 1,5 sdt kecap asin, 1/2 – 1 sdt gula, merica sedikit dan 1 sdt sesame oil. Aduk rata dan matangkan ayam.
4. Tata sayuran di piring. Atau jika mau langsung dimakan, maka sayur langsung ditata diatas nasi.

Bibimbap3Bahan yang aku buat hasilnya dapat segini.

5. Buat telur ceplok 2 pcs.


cerpen singkat

Edit Posted by with No comments
Contoh Cerpen Singkat– Pengertian Cerpen adalah singkatan dari cerita pendek. Cerpen merupakan suatu bentuk prosa naratif fiktif. Biasanya cerpen cenderung ditujukan langsung pada tujuan pembahasan dibandingkan dengan karya fiksi lainnya.

CONTOH CERPEN SINGKAT

Cerpen juga termasuk karya tulis yang menceritakan sebuah kehidupan seseorang dengan singkat, ringkas, padat dan mengandung pesan yang akan disampaikan oleh penulis kepada pembaca.
Artinya adalah, para pecinta cerpen bisa membaca sebuah cerpen dalam waktu yang tidak terlalu lama atau berlarut-larut.
Berbeda dengan sebuah novel yang mana memiliki berbagai problematika yang dibahas dan memakan waktu berjam-jam atau beberapa hari untuk menyelesaikannya.

1. CONTOH CERPEN SINGKAT TERBAIK

contoh cerpen singkat terbaik sepanjang masa
Supernews. id
Seperti Bunga dan Lebah
“Rif, berikan aku sebuah kisah untuk kujadikan pelajaran” ujar Risa tiba-tiba di sore hari yang sejuk itu.
“Hmm, kisah apa ya? Aku bacakan sepenggal kisah tentang analogi Bunga dan Lebah, mau?” jawabku yang berbalas anggukan penuh semangat dari Risa.

Seperti bunga dan lebah.
Ya, aku lebah dan ia bunganya. Atau mungkin sebaliknya. Aku tak peduli.
Simbiosis mutualisme, pikirku. Karena kami saling memberi, dan tanpa sadar saling menerima.
Lalu aku mulai meminta lebih banyak. Dan otomatis ia memberi lebih banyak.
Begitu yang kami lakukan sebagai bunga dan lebah.

Tapi aku sadar.
Mungkin aku bunganya.
Objek yang tidak akan pernah bisa berpindah tempat, hanya menunggu untuk disinggahi sesaat.

Ia lebahnya.
Hadir kala memang saatnya hadir. Pergi kala memang saatnya pergi.
Kala sang bunga menutup diri, berhenti untuk meminta, maka sunyi akan segera tercipta. Sang lebah boleh pergi, mencari keindahan bunga yang lain.

Lalu sepi.
Risa menatapku dengan nanar, seraya berkata “Tuan Rifazi, sejak kapan kamu pandai bercerita seperti ini?”.
“Sejak aku sadar, bahwa aku dan kamu hanya bisa sekedar menjadi teman, Nyonya Risa. Aku-lah bunganya, dan tentu, kau lebahnya” ujarku, tentu saja hanya berani kusampaikan dalam hati.

2. CONTOH CERPEN PANJANG TENTANG PERSAHABATAN SEJATI

contoh cerpen persahabatan terbaik
aanfariha07.wordpress.com
Jawaban Sebuah Doa
Cuaca di Kyoto sangat bersahabat siang ini, aku memutuskan untuk berjalan-jalan di taman. Sambil menggenggam buku harian kesayanganku, aku memandangi foto mereka di bawah pohon sakura yang sedang bermekaran. Ah, aku rindu mereka hingga tak sadar air mata ini mulai mengalir.
Dahulu, aku dikenal sebagai sosok yang sangat pendiam, entah di sekolah, di tempat les, di tempat mengaji, pokoknya selain di rumah, orang-orang mengenalku sebagai anak perempuan yang sulit bergaul. Bukan hanya sulit bergaul, bahkan untuk berbicara pun menjadi suatu hal yang sangat sulit untukku.
“Ajda… nama kamu bagus banget ya! Tapi kok nggak sama kaya orangnya sih? Hahaha” Fino dan kawan-kawannya berulah lagi hari ini. Aku hanya bisa mengelus dada, hal ini sudah tak begitu menyakitkan untukku. Hari kemarin, aku terkena lemparan bola mereka yang penuh dengan tanah hingga seragam putih biruku ternodai sejak pukul 7 pagi. Hari kemarinnya lagi, tas coklat kesayanganku penuh dengan coretan spidol merah. Hari kemarin-kemarinnya lagi bahkan aku dimarahi karena tertawa, mereka bilang aku tak boleh tertawa karena gigiku tak enak dipandang. Konyol bukan?
Begitulah kehidupanku di masa putih biru. Aku selalu datang paling pagi dan juga pulang paling awal karena aku takut jadi bahan olokan mereka jika terlalu lama ada di sekolah. Aku juga tak pernah jajan di kantin, karena biasanya ketika aku meninggalkan kelas, barang-barangku di kelas sudah tak utuh lagi. Maka jadilah aku si anak kuper yang tertekan dan tak punya teman. Tak terhitung berapa kali aku menangis di rumah dalam seminggu. Emosiku tidak stabil, aku mudah marah dan menyalahkan orang lain.
“Allah.. tolong beri aku satu sahabat. Satu saja, aku mohon” ucapku dalam sujudku. Rasa-rasanya aku sudah lupa bagaimana rasanya memiliki impian dalam hidup. Setiap hari, aku hanya merasa hidup ketika aku tidak bertemu dengan Fino dan kawan-kawannya. Aku lelah menjalani hidup seperti ini. Wali kelasku sudah beberapa kali meminta orang tuaku datang ke sekolah untuk membicarakan tentangku. Sebegitu mengkhawatirkankah diriku?
Saat itu aku sudah putus asa. Aku memutuskan untuk mencari SMA sejauh-jauhnya dari kotaku. Aku ingin menjadi Ajda yang baru tanpa bayangan dari masa laluku. Aku mulai mempersiapkan keperluan untuk pendaftaran, aku sungguh sungguh sudah siap untuk menjalani hidup yang baru.
Tapi Allah punya rencana lain.
Aku gagal di seleksi tahap akhir karena nilai matematika yang kurang 0,5 poin. Aku gagal menjauhi mereka yang selalu menggangguku. Aku menangis semalaman.
“Hai, kamu Ajda kan? Kenalin aku Irma teman sebangkunya Dwi. Kamu temannya Dwi kan?” Aku memandangi orang yang menyebut dirinya Irma ini dengan tatapan terkejut. Jarang sekali ada orang yang menyapaku terlebih dahulu, apalagi satu paket dengan wajah riangnya.
“Eh, iya. Salam kenal, Irma” Aku menjawab dengan singkat.
“Ajda diajak siapa untuk gabung di Rohis ini? Kayanya rohis ini seru ya, kakak-kakaknya ramah banget. Aku bahkan sampai diajak secara pribadi sama kakak yang berkerudung biru itu.” Ia berbicara sembari menunjuk salah satu kakak yang ia maksud. Sedangkan aku masih keheranan karena ia orang pertama yang banyak bicara kepadaku.
Ya, akhirnya aku memberanikan diri untuk mulai bergabung dengan ekstrakurikuler ketika aku mulai memasuki dunia putih-abu ini. Dari sekian banyak ekstrakurikuler, aku memilih Rohis. Dan tak disangka-sangka, Allah menjawab doaku mulai dari tempat ini. Tempat yang aku kira akan memberikan luka baru.
Semakin lama, ekskul ini terasa berbeda. Ekskul yang notabene selalu mengadakan acara di masjid ini ternyata memiliki kehangatan sebuah keluarga. Untuk pertama kalinya dalam hidup, aku merasa mencintai dan dicintai selain di rumahku sendiri.
Perlahan-lahan, aku mulai mencoba untuk berubah dengan bantuan mereka. Aku mulai memberanikan diri untuk lebih menunjukkan diri. Aku mulai mencoba untuk lebih ekspresif, menunjukkan apa yang aku rasakan. Dan kepercayaan diri itu mulai tumbuh meski perlahan.
Suatu hari, aku jatuh sakit tepat ketika kelas masih berlangsung sehingga aku harus istirahat di ruang UKS. Aku tak menyangka, mereka berbondong-bondong ke UKS, membawakan bekal dan merapikan barang-barangku dikelas. Bahkan ada yang sampai ikut menemani, bergantian dengan teman lain yang sedang luang. UKS tiba-tiba menjadi ramai, ada yang mengaji, ada yang memakan bekal makan siangnya, ada yang iseng mendorong-dorong ranjang tempatku beristirahat dan berbagai kegiatan lainnya.
Lalu aku seketika tersadar. Allah telah menjawab doaku. Allah memberikan banyak sahabat yang baik, bahkan bukan hanya satu. Tubuhku memang masih menggigil dan demam. Tapi hatiku dialiri kehangatan yang luar biasa. Aku tersenyum, memandangi mereka semua yang masih sibuk dengan kegiatannya masing-masing di ruangan mungil ini. Dalam hatiku, aku berjanji untuk menjaga titipanNya.
“Hei, Ajda! Kamu ngapain nangis sendirian disini?!” seru Dias, teman sekamarku selama menyelesaikan studi di Negara ini. Aku terlonjak saking terkejutnya.
“Eh Dias, duuh maaf, aku lagi rindu sahabat-sahabatku. Aku sudah tak sabar untuk pulang” ujarku sambil menghapus sisa air mataku.
“Huh, aku kira kamu kenapa. Aku khawatir tahu! Ya sudahlah, kita pulang yuk, udaranya sudah makin dingin”
“Ayo” aku beranjak dari tempat duduk dan tak lupa memasukan buku harianku kedalam tas.
Di sepanjang perjalanan pulang, aku tetap memikirkan kepulanganku tiga bulan lagi. Aku sungguh sudah tak sabar berkumpul lagi bersama keluargaku di rumah dan tentu saja dengan mereka.
Ketika orang lain bangga untuk pergi, maka aku selalu bangga untuk kembali pulang.

Thursday, October 25, 2018

puisi sahabat sejati

Edit Posted by with No comments
Kita Selalu Bersama
Sedih, sunyi, canda, tawa kita lewati bersama
Kemanapun bagai tali yang telah diikat kuat, yang tak dapat dilepas
Kau hibur aku disaat gundah dan kuhibur kau disaat kau membutuhkan
Kita saling melengkapi satu sama lain
Tapi berbeda
Berbeda pada saat itu
Pada saat waktu tak berpihak kepada kita
Kau dan aku terpisah
Dan akhirnya,
Akhirnya kau meninggalkan aku dengan sosok bayangmu
Bayangmu yang tak tahu dimana tubuhnya
Yang sekarang sudah tak mempunyai hati dan perasaan
Seperti bukan lagi sahabatku
Aku Membutuhkan Sahabat
Oleh Leni Suci Rahayu
Ketika hidupku ini hampa…
Ketika hari-hari ku sendiri…
Aku sunyi…
Aku membutuhkan sahabat..
Bahkan tidak hanya seorang sahabat..
tapi banyak sahabat..
Aku seperti sendiri .. sendiri di dalam masalah hidupku
Bahkan seorang kekasih pun tidak kunjung datang menghiburku
Aku sendiri ..hanya berteman sepi
Yang terkadang meneteskan air mata..
Depan televisi… di dalam kamar..
hanya dua tempat itu yang menjadi saksi bisu kegelisahanku
Tuhan…kirimkanlah sahabat untukku..
Aku tidak mau sendiri di dunia ini
Tuhan….tuntunlah aku juga untuk tetap mengingatmu
Engkau sahabat terindah,,,
Aku yakin Engkau akan memberiku sahabat terindah juga di dalam hidupku ini
Puisi Pershabatan – Tentang Ego
Selalu ada waktu untuk kita
Selalu ada cara untuk kita
Selalu ada harapan untuk kita
Namun…
Adakah waktu untuk teman kita?
Adakah cara agar bisa kembali bersama mereka?
Adakah keinginan kita sejalan dengan pemikiran mereka?
Pasti ada segala saat kita bersama
Pasti ada cerita di dalam canda tawa
Pasti ada sejarah dalam suka dan duka
Tak perlu mengabaikan yang ada di hadapan kita
Tak usah meremehkan yang tak kita punya
Tak perlu iri tentang yang mereka raih
Kita hanya perlu mencipta hal berbeda dari mereka
Kita hanya perlu mengubah dunia dengan persahabatan kita
Untukmu aku ada dan selalu disini
Meski waktu tak lagi bersama dan memihak kita
Meski cerita telah berbeda arah dan tujuan
Tapi kita tetap satu selamanya
Karena kita sahabat selamanya….
oleh Uswatun Hasanah, Surakarta
Penyesalan
Oleh Veronica Andrian
Air mataku menetes
Menahan air mata ini
Entah mengapa tiba tiba
Terbayang di pikiranku seorang sahabat
Yang selalu ada bersamaku
Tapi tak pernah aku sadari
Betapa bodohnya aku
Mempunyai sahabat terbaik
Tapi memilih sahabat palsu
Yang tak pernah ada untukku
Semua salahku…
Hanya mengejar ketenaran semata…
Akhirnya Baru kusadari…
Terkenal bukanlah apa-apa
Hanya debu yang lewat tanpa perlu dihiraukan
Terkenal bisa hilang dan datang kapan saja
Tapi sahabat sejati akan hilang dan takkan kembali
Sahabatku…
Setelah kau pergi
Seperti meninggalkan dunia ini
Aku baru sadar dan kurasa semua sudah terlambat
Tak akan ada waktu yang bisa diulang
Buru-Buru Memburu
Oleh Claudia Willy
Mengenang masa indah ini
Bersama berjalan-jalan mengobrol
Hanya mengingatnya saja
Takkan ada raguku menarik ujung-ujung bibirku
Dalam sendiri
Aku menawarkan dirimu
persaudaraan sejati
dengan demikian kita takkan terpisahkan
Namun ini adalah perpisahan bagiku
Relung-relung senja masuk dalam tubuh sendirian ini
Kau tidak di dekatku
tidak menyapa ataupun berbincang-bincang denganku
Aku tidak bersamamu saat ini
Kamu telah dimiliki
Aku dan kamu sepasang sahabat
Tapi kamu dan dia sepasang kekasih
Dan tak mungkin kurusak pengalaman pertamamu itu
Aku buru-buru mencari
arti kecemburuan ini
Buru-buru memburu kesepian ini karena kamu pergi
Aku seperti tidak ada artinya
Bagaikan kamu
takkan menceritakan pengalaman cinta pertamamu